Tiga aspek dari pola-pola
hubungan sosial yang banyak terdapat di negara-negara maju ialah: gatra
pengenalan, gatra keanggotan, dan gatra batasan substantif.
1. Gatra
Pengenalan (Cognitive Aspect)
Ini
menunjukkan rasionalitas suatu masyarakat yaitu apakah anggota masyarakat
umumnya rasional atau tidak rasional dalam penggunaan kapital, tenaga kerja dan
sumber-sumber alam lainnya. Perbuatan obyektif dan subyektif dari tindakan adalah
sama. Suatu masyarakat adalah rasional bila dasar untuk pengambilan
keputusan itu didasarkan pada standar
ilmiah kritis (citical scientific
standards). Sedangkan irrasional ialah bila putusan-putusan didasarkan
terutama pada kebiasaan-kebiasaan atau kekuatan-kekuatan gaib dan terlepas dari
hal-hal empiris.
2. Gatra
Keanggotaan (Membership Aspect)
Ini ada dua macam yaitu yang bersifat universal dan
khusus.
a.
Universal, di mana hubungan-hubungannya adalah
universal, sejauh mana tindakan-tindakan itu didasarkan pada “apa yang dapat
dikerjakan oleh “orang”. Tidak peduli siapa yang mengerjakan, dan “siapa orang
itu”.
b.
Khusus, misalnya pemilihan yang didasarkan pada
koneksi keluarga atau politik, terlepas dari apakah orang-orang itu dapat
bekerja.
3. Gatra
Batasan Substantif (Substantive
Definition Aspect)
Ada 2 (dua) golongan yakni yang
bersifat khusus dan meluas. Yang khusus ialah bila hak dan kewajiban dari hubungan
itu ditentukan dan dibatasi; misalnya kontrak-kontrak kerja. Tapi hubungan
famili bersifat tidak terlalu terbats, misalnya tidak menghiraukan lagi
untung-rugi dan sebagainya. Di mana hubungan-hubungan itu luas dan
anggota-anggotanya kaya serta mau memberikan kekayaannya kepada anggota lain
yang kurang mampu maka motif yang mendorong untuk berusaha mendapatkan kekayaan
dengan inovasi akan berkurang. Jadi dalam masyarakat, wiraswasta diharapan
dapat banyak jumlahnya bila hubungan-hubungan dalam masyarakat itu adalah
rasional (obyektif), univrsal dan spesifik secara fungsional. Apabila hubungan
famili itu sudah luas dan kuat, maka hasil inovasi akan dibagi-bagi. Sehingga inovatornya
mungkin hanya menerima sedikit. Karenanya dorongan untuk inovasi akan
berkurang. Hirschman juga mengatakan bahwa karena hubungan yang semacam ini
maka di negara sedang berkembang motif-motif untuk inovasi terhalang. Pemeritah
dalam hal ini memegang peranan penting dalam mendorong inovasi-inovasi yang
akan meciptakan motif-motif untuk menentukan tindakan selanjutnya baik di
sektor pemerintah maupun sektor swasta.