Kamis, 17 Maret 2016

Profesi Guru

Profesi Guru

1.      PENGERTIAN GURU
Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikan dengan guru, yang mempunyai makna “Digugu lan Ditiru” artinya mereka yang selalu dicontoh dan dipatuhi. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seorang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut teacher. Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni “A Person Occupation is Teaching Other” artinya guru adalah seorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada kenyataan masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun diluar sekolah.
2.      PENGERTIAN PROFESI
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin, profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan: yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual. Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.
Kata profesi identik dengan keahlian, seseorang yang melakukan tugas profesi juga sebagai seorang ahli (expert). Sama halnya dengan pendapat Volmer dan Mills, mereka bersama-sama mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang diperoleh melalui studi dan training, bertujuan menciptakan keterampilan, pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga ketrampilan dan pekerjaan itu diminati, disenangi orang lain dan dia dapat melakukan pekerjaan itu dengan mendapat imbalan berupa upah, bayaran dan gaji (payment).
Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan, yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme.
A.    PROFESIONALISME GURU
Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan berpengaruh pada hasil belajar mengajar. Perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana memberikan prioritas yang tinggi kepada guru. Sehingga mereka dapat memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan kemampuannya melaksanakan tugas sebagai guru. Seorang guru harus diberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan proses belajar mengajar yang baik. Mereka juga perlu diberikan dorongan dan suasana yang kondusif untuk menemukan berbagai alternatif metode dan cara mengembangkan proses pembelajaran sesuai perkembangan zaman. Dengan begitu, akan bermunculanlah guru yang profesional.
Profesionalisme dalam pendidikan tidak lain adalah seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus di bidang pekerjaan yang mampu menekuni bidang profesinya selama hidupnya. Mereka itu adalah para guru yang profesional yang memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan atau latihan di lembaga pendidikan guru dalam jangka waktu tertentu.
Menjadi guru yang profesional tentu saja idaman bagi mereka yang berprofesi sebagai guru. Dewasa ini, tentu kita tidak bisa menutup mata bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat diminati oleh banyak orang, ditambah lagi dengan semakin berpihaknya pemerintah pada profesi ini, membuat orang berlomba-lomba menjadi guru. Namun, tidak sedikit juga guru yang hanya menjadi aktor yang bekerja sekedar pelepas tanggung jawab, bahkan itupun tidak dibarengi dengan kemampuan yang memadai sebagai aktor yang cakap untuk mentransformasikan pengetahuannya.
1.      Ciri-ciri Guru Profesional
Menurut jurnal terkemuka manajemen pendidikan, Educational Leadership edisi Maret 1993 menurunkan laporan utama bahwa untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:
a.  Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya. Komitmen tertinggi guru adalah kepada kepentingan siswanya.
b.  Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarkannya kepada para siswa. Bagi guru, hal ini merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
c.   Guru bertanggungjawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar.
d. Guru mempu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya, harus selalu ada waktu untuk guru guna melakukan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bisa belajar dari pengalaman, ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa.
e.   Guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dan lingkungan profesinya, misalnya kalau di kita, PGRI dan organisasi profesi lainnya.

Profesionalisme guru merupakan hasil dari profesionalisasi yang dijalainya secara terus-menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan (preservice education), pendidikan dalam-jabatan termasuk penataran (in-service training), pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, pengakuan kode etik profesi, sertifikasi peningkatan kualitas calon guru, besar kecilnya gaji atau imbalan, dan lain-lain secara bersama-sama menentukan profesionalisme guru.
Seorang guru profesional setidaknya harus memiliki tiga unsur sebagai berikut.
a)      Kualifikasi
Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru adalah minimal S1 dari program keguruan, maka dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi program S1 atau D4. Kualifikasi juga merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan profesi guru.
b)      Kompetensi
Untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan dan dituntut untuk dapat melaksanakan peranannya secara profesional. Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut, guru harus mempunyai kompetensi sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya.
Menurut UU Guru dan Dosen No. 14 Th 2005, kompetensi guru terdiri atas:
1)      Kompetensi Pedagogik
Manusia memiliki potensi untuk dapat mendidik dan dididik sehingga mampu menjadi khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan. Ia dilengkapi dengan fitrah Allah, berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk mulia. Fitrah inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk Allah lainnya dan fitrah ini pulalah yang membuat manusia itu istimewa dan lebih mulia yang sekaligus berarti bahwa manusia adalah makhluk paedagogik.
2)      Kompetensi Kepribadian
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mempunyai peran yang unik dalam kehidupan terlebih yang berkaitan dengan kepribadian dirinya. Guru pun demikian, dia bukanlah manusia super, dia tidak lepas dari sisi kepribadiannya sebagai seorang manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan. Kompetensi guru mencakup sikap (attitude), nilai-nilai (value) kepribadian (personality) sebagai elemen perilaku (behaviour) dalam kaitannya dengan performance yang ideal sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilandasi oleh latar belakang pendidikan, peningkatan kemampuan dan pelatihan, serta legalitas kewenangan mengajar.
Berdasarkan uraian di atas, fungsi kompetensi kepribadian guru adalah memberikan bimbingan dan suri tauladan, secara bersama-sama mengembangkan kreativitas dan mengembangkan motif belajar serta dorongan untuk maju kepada anak didik.
3)      Kompetensi Sosial
Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa untuk hidup berkelompok. Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah jaman, lebih tajam lagi ditulis oleh Soekarno dalam tulisan “Guru dalam masa pembangunan” menyebutkan pentingnya guru dalam masa pembangunan adalah menjadi mesyarakat. Oleh karena itu, tugas guru adalah tugas pelayanan manusia.
4)      Kompetensi Profesional
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan lainnya. Dari rumusan di atas, kata “dipersiapkan untuk itu” dapat diartikan yaitu mengacu kepada proses pendidikan bukan sekedar latihan. Makin tinggi tingkat pendidikan yang harus dipenuhinya makin tinggi pula derajat profesi yang disandangnya.
Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilaksanakan suatu sistem pengujian terhadap kompetensi guru. Mereka melakukannya terutama untuk mengetahui kemampuan guru di daerahnya, untuk kenaikan pangkat dan jabatan, serta untuk mengangkat kepala sekolah dan wakil kepala sekolah.
Uji kompetensi guru baik secara teoritis dan praktis memilki manfaat yang sangat penting, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru.
a)      Sebagai alat untuk mengembangkan standar kemampuan profesional guru.
b)      Merupakan alat seleksi penerimaan guru.
c)      Untuk pengelompokan guru
d)      Sebagai bahan acuan dalam pengembangan kurikulum.
e)      Merupakan alat pembinaan guru.
f)       Mendorong kegiatan dan hasil belajar.
Uji kompetensi guru hendaknya dilakukan secara berkesinambungan, untuk mengetahui perkembangan profesionalisme guru. Dengan demikian, hasil uji kompetensi guru dapat digunakan setiap saat, baik untuk kenaikan jabatan, penempatan maupum pemberian penghargaan bagi para guru.
c)      Sertifikasi
Sertifikasi guru adalah prosedur yang digunakan oleh pihak yang berwenang untuk memberikan jaminan tertulis bahwa seseorang telah memenuhi persyaratan kompetensi sebagai guru. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Sertifikasi juga bermanfaat sebagai pengawasan mutu dan penjaminan mutu.
          Rakernas Depdikbud setiap tahun selalu menggaris bawahi tentang pentingnya peningkatan profesionalisme guru. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian Depdikbud terhadap guru dan sekaligus merupakan penguatan terhadap apa yang telah kita sadari selama ini: betapa guru mempunyai peranan amat penting dalam keseluruhan upaya pendidikan.
Share:

Rabu, 16 Maret 2016

Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia

 Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia


Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia

Seperti yang telah kita bahas di muka, BUMS terdiri atas beberapa bentuk, yakni Badan usaha perseorangan, Firma, CV, PT, Yayasan dan Badan usaha swasta asing. Bagaimana peran badan-badan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia untuk meningkatkan kemakmuran Indonesia?
Sesuai dengan ciri-ciri dan fungsi badan usaha, peran BUMS dalam perekonomian Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      BUMS mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
2.      BUMS mampu menghasilkan sejumlah keuntungan di mana sebagian dari keuntungan tersebut digunakan untuk perluasan usaha. Perluasan usaha akan menyerap tenaga kerja lebih banyak.
3.      BUMS mampu memberikan pendapatan kepada masyarakat melalui pemberian gaji kepada karyawan. Sehingga daya beli masyarakat meningkat.
4.      BUMS mampu menghasilkan barang dan jasa yang merupakan komponen dari Pendapatan Nasional bila dilihat dari sisi PDB (Produk Domestik Bruto). Dengan adanya BUMS, Pendapatan Nasional menjadi bertambah.
5.      BUMS khususnya yang berbentuk PT mampu menyetor pajak ke kas negara setiap tahun, yang oleh pemerintah digunakan antara lain sebagai dana pembangunan.
6.      BUMS berperan mempercepat penguasaan dan alih teknologi kepada masyarakat melalui penggunaan berbagai teknologi modern dalam operasional BUMS.
7.      BUMS dengan program-program sosialnya (seperti pemberian beasiswa) mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Peningkatan kualitas SDM diharapkan akan meningkatkan kehidupan ekonomi.
Dalam menjalankan perannya sebagai salah satu roda perekonomian di Indonesia, BUMS menghadapi beberapa kendala dan tantangan, di antaranya:
1.      Dalam menghadapi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, BUMS harus mampu bersaing dengan luar negeri. Jika tidak, akan banyak BUMS yang gulung tikar (mati) bila mereka tidak mampu bersaing.
2.      Dibanding negara maju, kualitas manajemen BUMS Indonesia masih harus ditingkatkan. Untuk mendapatkan pengakuan bahwa kualitas manajemen dan produk sudah memuaskan, ada standar-standar yang harus dipenuhi badan usaha termasuk BUMS. Standar tersebut di antaranya adalah ISO (International Organization for Standardization) 9000 yang mengharuskan setiap bagian dalam perusahaan bekerja aktif dan saling berkoordinasi untuk meningkatkan mutu perusahaan dan ISO 14.000 yang mengharuskan manajemen menjaga dan tidak mencemari lingkungan. ISO 14.000 sering disebut sistem manajemen lingkungan atau Eko Label.
3.      Terbatasnya kemampuan badan usaha Indonesia dalam membaca peluang pasar. Sebagai contoh, banyak hasil produksi dari badan usaha Indonesia yang diimpor negara lain dengan harga rendah, kemudian oleh negara lain produk tersebut diberi merek negaranya (Misal: made in Singapore) lalu dijual lagi dengan harga jauh lebih tinggi. Ini berarti, negara lain lebih mampu membaca peluang pasar dibanding Indonesia.
4.      Masih rendahnya fungsi sosial dari badan usaha, khususnya dari badan usaha swasta asing yang beroperasi di Indonesia. Kasus PT Freeport (milik Amerika) yang menimbulkan banyak protes dari warga Papua adalah contoh rendahnya fungsi sosial suatu badan usaha.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang disebutkan di atas, pemerintah dan masyarakat bisa melakukan langkah-langkah berikut:
1.      Mensosialisasikan pada badan usaha dan masyarakat tentang globalisasi ekonomi beserta dampak-dampaknya, agar masyarakat mampu menyiasatinya.
2.      Mengadakan penataran dan latihan-latihan manajemen bagi BUMS.
3.      Mendorong BUMS agar mampu melakukan kegiatan ekspor dan bisa membaca peluang pasar.

4.      Membuat peraturan-peraturan yang mendorong pelaksanaan fungsifungsi badan usaha, termasuk fungsi sosial sehingga kasus seperti PT Freeport tidak terulang lagi
Share:

Minggu, 13 Maret 2016

Konsep Pemasaran


Konsep Pemasaran


marketing

Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu.
1.       Seluruh perencanan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar.
2.       Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3.       Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa:
“Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.”
Definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik, keuangan, dan pemasaran harus diarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang layak untuk jangka panjang. Dalam perusahaan bagian pemasaran memagang peranan penting karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari pemasaran produk perusahaan. Organisasi perusahaan yang menganut konsep pemasaran disebut organisasi pemasaran.
Selanjutnya, kita akan bahas tiga faktor yang digunakan dalam konsep pemasaran.
1.       Orientasi Konsumen
Henry Ford (pemilik perushaan Ford asal Amerika) mengatakan bahwa warna utama untuk mobil-mobil sebaiknya hitam. Ia merasa bahwa mobil yang paling baik adalah mobil yang dapat diandalkan dan tidak mahal. Tetapi kenyatannya, mobil-mobil yang dijualnya adalah mobil-mobil model lama.
Lain halnya dengan perusahaan Toyota Motors di mana para pengusahanya selalu berusaha mengetahui kebutuhan dan selera dari konsumen. Mereka mulai membuat mobil dengan model dan cat yang berbagai macam, dan akhirnya dapat menarik pasar yang dikuasai Ford. Ini adalah contoh tentang orientasi konsumen.
Pada pokoknya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus:
a.         Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b.         Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
c.          Menentukan produk dan program pemasarannya.
d.         Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e.         Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga murah, atau model yang menarik.
2.       Koordinasi dan Integrasi dalam Perusahaan
Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus di koordinasikan dan diintegrasikan. Semua elemen dalam perusahaan harus sadar bahwa tindakan mereka mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan langganan.
Satu penyelesaian untuk masalah koordinasi dan integrasi ini adalah menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Prinsip pemasaran tentang orientasi konsumen serta kegiatan-kegiatan pemasaran yang terkoordinir, sekarang menjadi sebuah falsafah manajemen. Falsafah baru tersebut dimasukkan dalam sebuah strategi yaitu disebut manajemen pada sasaran (management by objectives).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehinga tujuan perusahaan dapat direalisir.
Dalam pemasaran, terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi, harga harus sesuai dengan kalitas produk; saluran distribusi harus sesuai dengan harga dan kualitas produk; dan promosi harus sesuai dengan saluran, harga, dan kualitas produk. Usaha-usaha tersebut perlu juga di koordinasikan dengan waktu dan tempat.
3.       Mendapatkan Laba Melalui Pemuasan Konsumen
Tujuan menggunakan konsep ini adalah untuk memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan laba.  Ini disebut orientasi laba (profit orientation), dengan laba ini perusahaan dapat berkembang dan tumbuh serta dapat memberikan tingkat kepuasan pada konsumen. Selain itu juga memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Sebenarnya, laba ini hanya merupakan tujuan umumdari perusahaan. Banyak pula perusahaan yang mempunyai tujuan lain, seperti memeberikan perlindungan serta kepuasan kepada segmen pasar yang dituju maupun untuk kegiatan sosial. Perlu diingat bahwa semua tujuan sosial dari sebuah organisasi adalah tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari organisasi tersebut. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya laba.

Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, perusahaan dapat menyediakan/menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
Share:

Sabtu, 12 Maret 2016

Akuntansi Biaya

Akuntansi Biaya



A.    Pengertian
Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistemastis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya (Supriyono).

Hubungan Akuntansi Keuangan dengan Akuntasi Biaya

Akt. Keuangan
Akt. Biaya
Tujuan
Menyajikan laporan keuangan untuk pihak luar
Menyajikan informasi biaya untuk manajemen
Obyek
Transaksi keuangan yang berkaitan dengan perubahan Aktiva, Hutang dan Modal
Transaksi keuangan yang berkaitan dengan biaya

Proses Akuntansi Biaya:
1.      Dokumen (Transaksi Biaya)
2.      Jurnal (Identifikasi/penggolongan dan pencatatan)
3.      Buku Besar (Peringkasan)
4.      Laporan Biaya (Penyajian)
5.      Interpretasi oleh Manajemen.

B.     Konsep – konsep dalam Akuntansi Biaya
1.      Biaya (Cost)
Pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh Aktiva atau secara tidak langsung untuk mendapatkan pendapatan. Pengorbanan itu berupa:
a.       Uang kas yang dibayarkan
b.      Nilai aktiva yang diserahkan/dikorbankan
c.       Nilai jasa yang diserahkan atau dikorbankan
d.      Hutang yang timbul
e.       Tambahan modal
2.      Biaya/Beban (Expenses)
Pengorbanan sumber ekonomis secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan di dalam usaha menghasilkan pendapatan dalam satu periode atau yang tidak memberi manfaat ekonomis untuk kegiatan masa yang akan datang. Pengorbanan itu dapat berupa:
a.       Harga Pokok Penjualan
b.      Biaya Adm. Umum
c.       Biaya pemasaran
d.      Biaya bunga
Biaya tidak sama dengan beban, karena:
·           Biaya/cost adalah suatu pengorbanan sumber daya ekonomi untuk mencapa tujuan tertentu.
·           Bebab adalah arus keluar aktiva (aset) terhadap penghasilan karena perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi yang ada. Beban berasal dari aktiva atau terjadi langsung tanpa melalu aktiva.

3.      Laba (Profit) & Rugi (Loss)
Dihitung dengan mempertemukan (matching) antara pendapatan yang diperoleh dalam periode tertentu dengan beban yang terjadi dalam periode yang sama, yang berhubungan dengan realisasi pendapatan.
4.      Pendapatan (Revenues)
Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang/jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam satu periode.
5.      Kerugian (Losses)

Berkurangnya aktiva atau kekayaan perusahaan yang bukan karena pengambilan modal oleh pemilik, dimana tidak ada manfaat yang diperoleh dari berkurangnya aktiva tersebut.
Share:

Tentang Statistika

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, mengintrepetasi, dan mempresentasikan data. Istilah statistika berbeda dengan statistik. Statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar konsep statistika mengamsusikan teori probabilitas. Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu alam, ilmu sosial, maupun bidang bisnis.
Menurut Singgih Santoso (2001:3) statistik dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan untuk:
·         Mengumpulkan data
·         Meringkas dan menyajikan data
·         Menganalis data dengan metode tertentu
·         Mengintrepestasikan hasil analis tersebut.


Gambar alur Statistika 


Secara sederhana statistika dibagi menjadi dua macam, yaitu Statistik Deskriptif dan Statistik Inferensial. Statistik Deskriptif menjelaskan bagaimana data dikumpulkan dan diringkas dari hal-hal pokok dan penting dari data itu sendiri. Sedangkan Statistik Inferensial menjelaskan proses setelah data selesai dikumpulkan, lalu dilakukan pengujian untuk menganalisis data melalui metode-metode statistik sehingga diperoleh output untuk kemudian dijelaskan ke dalam sebuah kesimpulan atau interprestasi data.
Share:

Jumat, 11 Maret 2016

Definisi Pemasaran

     
 Pemasaran merupakan hal yang penting dalam dunia bisnis karena dengan pemasaran kita dapat memperkenalkan bahkan menjual suatu produk kita ke masyarakat domestik maupun masyarakat luar negeri.Oleh karena itu saya ingin berbagi tentang ilmu pemasaran yang saya dapat saat kuliah. hehe :)
     
      <div style="border: 1px solid #CCC; margin: 10px 0px; padding: 10px; width: auto; height: auto;; text-align:left;">Pemasara adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial(William Stanton).</div> 

Secara  terperinci, definisi tersebut dapat dipisah-pisahkan ke dalam beberapa urutan berikut ini:
1. Suatu sistem: suatu sistem kegiatan usaha.
2. Dibuat untuk: merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan.
3. Sesuatu yang bernilai: barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan.
4. Untuk kepentingan: pasar, berupa konsumen rumah tangga yang ada dan konsumen rumah tangga potensial atau pemakai industri.

Unsur-unsur penting yang terkandung di dalamnya adalah:
Pertama, definisi sistem dan definisi yang bersifat manajemen.
Kedua, sistem bisnis yang ada harus beorientasi pada pasar atau konsumen. Kebutuhan pembeli harus dipahami dan dilayani dengan efektif.
Ketiga, definisi tersebut menyarankan bahwa pemasaran merupakan suatu proses usaha yang dinamis (proses keseluruhan yang terintegrasi), tidak sekedar menunjukkan penggolongan lembaga dan fungsi-fungsi saja. Pemasaran bukanlah satu kegiatan, ataupun sejumlah kegiatan; melainkan hasil interaksi dari bayak kegiatan.
Keempat, program pemasaran bermula dari suatu ide tentang produk dan tidak berakhir sampai kebutuhan pelanggan terpenuhi.
Akhirnya, definisi tersebut menyatakan secara tidak langsung bahwa untuk mencapai sukses, pemasaran harus bisa memaksimumkan penjualan yang menguntungkan dalam jangka panjang.

Jadi, pemasran erupakan suatu interaksi yang berusaha untuk menciptakna hubungan pertukaran.
Share:

Selasa, 16 Februari 2016

Strategi Branding Produk


A.    Definisi Pengertian Merek / Merk / Brand
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek (brand loyalty). Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek. Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1.      Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2.      Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3.      Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.
B.     Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1.      Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2.      Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
C.     Strategi Merek / Merk (Brand Strategies)
Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai berikut di bawah ini :
1.      Individual Branding / Merek Individu
Individual branding adalah memberi merek berbeda pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.

2.      Family Branding / Merek Keluarga
Family branding adalah memberi merek yang sama pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya. Contoh lain misalnya yaitu seperti motor suzuki yang mengeluarkan varian motor suzuki smash, suzuki sky wave, suzuki spin, suzuki thunder, suzuki arashi, suzuki shodun ,suzuki satria, dan lain-lain.
Share: