Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor
dasar, yaitu.
1.
Seluruh perencanan dan kegiatan perusahaan harus
berorientasi pada konsumen/pasar.
2.
Volume penjualan
yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume
untuk kepentingan volume itu sendiri.
3.
Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan
harus dikoordinasikan dan diintegrasikan
secara organisasi.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa:
“Konsep pemasaran adalah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.”
Definisi tersebut mempunyai
konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik,
keuangan, dan pemasaran harus diarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan
pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang
layak untuk jangka panjang. Dalam perusahaan bagian pemasaran memagang peranan
penting karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari pemasaran produk perusahaan. Organisasi perusahaan yang menganut
konsep pemasaran disebut organisasi pemasaran.
Selanjutnya, kita akan bahas tiga
faktor yang digunakan dalam konsep pemasaran.
1.
Orientasi Konsumen
Henry Ford (pemilik
perushaan Ford asal Amerika) mengatakan bahwa warna utama untuk mobil-mobil
sebaiknya hitam. Ia merasa bahwa mobil yang paling baik adalah mobil yang dapat
diandalkan dan tidak mahal. Tetapi kenyatannya, mobil-mobil yang dijualnya adalah
mobil-mobil model lama.
Lain halnya
dengan perusahaan Toyota Motors di mana para pengusahanya selalu berusaha
mengetahui kebutuhan dan selera dari konsumen. Mereka mulai membuat mobil
dengan model dan cat yang berbagai macam, dan akhirnya dapat menarik pasar yang
dikuasai Ford. Ini adalah contoh tentang orientasi konsumen.
Pada pokoknya, perusahaan
yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus:
a.
Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang
akan dilayani dan dipenuhi.
b.
Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai
sasaran dalam penjualannya.
c.
Menentukan produk dan program pemasarannya.
d.
Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk
mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e.
Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling
baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga murah, atau model yang
menarik.
2.
Koordinasi dan Integrasi dalam Perusahaan
Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal,
semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus di koordinasikan dan
diintegrasikan. Semua elemen dalam perusahaan harus sadar bahwa tindakan mereka mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan
langganan.
Satu penyelesaian untuk masalah koordinasi dan
integrasi ini adalah menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer
pemasaran. Prinsip pemasaran tentang orientasi konsumen serta
kegiatan-kegiatan pemasaran yang terkoordinir, sekarang menjadi sebuah falsafah
manajemen. Falsafah baru tersebut dimasukkan dalam sebuah strategi yaitu
disebut manajemen pada sasaran (management by objectives).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung
dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehinga
tujuan perusahaan dapat direalisir.
Dalam pemasaran, terdapat juga penyesuaian dan
koordinasi antara produk, harga, distribusi, dan promosi untuk menciptakan
hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi, harga harus sesuai dengan
kalitas produk; saluran distribusi harus sesuai dengan harga dan kualitas
produk; dan promosi harus sesuai dengan saluran, harga, dan kualitas produk. Usaha-usaha
tersebut perlu juga di koordinasikan dengan waktu dan tempat.
3.
Mendapatkan Laba Melalui Pemuasan Konsumen
Tujuan menggunakan konsep ini adalah untuk
memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik sangat
menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan laba. Ini disebut orientasi laba (profit
orientation), dengan laba ini perusahaan dapat berkembang dan tumbuh serta
dapat memberikan tingkat kepuasan pada konsumen. Selain itu juga memperkuat
kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Sebenarnya, laba ini hanya merupakan tujuan umumdari
perusahaan. Banyak pula perusahaan yang mempunyai tujuan lain, seperti
memeberikan perlindungan serta kepuasan kepada segmen pasar yang dituju maupun
untuk kegiatan sosial. Perlu diingat bahwa semua tujuan sosial dari sebuah
organisasi adalah tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka
panjang dari organisasi tersebut. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya
laba.
Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari
usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk
memberikan kepuasan tersebut, perusahaan dapat menyediakan/menjual barang dan
jasa yang paling baik dengan harga yang layak.