Minggu, 13 Maret 2016

Konsep Pemasaran


Konsep Pemasaran


marketing

Konsep pemasaran dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar, yaitu.
1.       Seluruh perencanan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/pasar.
2.       Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri.
3.       Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi.
Secara definitif dapat dikatakan bahwa:
“Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.”
Definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi, teknik, keuangan, dan pemasaran harus diarahkan pada usaha mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memuaskan kebutuhan tersebut dengan mendapatkan laba yang layak untuk jangka panjang. Dalam perusahaan bagian pemasaran memagang peranan penting karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari pemasaran produk perusahaan. Organisasi perusahaan yang menganut konsep pemasaran disebut organisasi pemasaran.
Selanjutnya, kita akan bahas tiga faktor yang digunakan dalam konsep pemasaran.
1.       Orientasi Konsumen
Henry Ford (pemilik perushaan Ford asal Amerika) mengatakan bahwa warna utama untuk mobil-mobil sebaiknya hitam. Ia merasa bahwa mobil yang paling baik adalah mobil yang dapat diandalkan dan tidak mahal. Tetapi kenyatannya, mobil-mobil yang dijualnya adalah mobil-mobil model lama.
Lain halnya dengan perusahaan Toyota Motors di mana para pengusahanya selalu berusaha mengetahui kebutuhan dan selera dari konsumen. Mereka mulai membuat mobil dengan model dan cat yang berbagai macam, dan akhirnya dapat menarik pasar yang dikuasai Ford. Ini adalah contoh tentang orientasi konsumen.
Pada pokoknya, perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen ini harus:
a.         Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b.         Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.
c.          Menentukan produk dan program pemasarannya.
d.         Mengadakan penelitian pada konsumen, untuk mengukur, menilai, dan menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku mereka.
e.         Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga murah, atau model yang menarik.
2.       Koordinasi dan Integrasi dalam Perusahaan
Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal, semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus di koordinasikan dan diintegrasikan. Semua elemen dalam perusahaan harus sadar bahwa tindakan mereka mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan dan mempertahankan langganan.
Satu penyelesaian untuk masalah koordinasi dan integrasi ini adalah menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. Prinsip pemasaran tentang orientasi konsumen serta kegiatan-kegiatan pemasaran yang terkoordinir, sekarang menjadi sebuah falsafah manajemen. Falsafah baru tersebut dimasukkan dalam sebuah strategi yaitu disebut manajemen pada sasaran (management by objectives).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam suatu usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehinga tujuan perusahaan dapat direalisir.
Dalam pemasaran, terdapat juga penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, distribusi, dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan langganan. Jadi, harga harus sesuai dengan kalitas produk; saluran distribusi harus sesuai dengan harga dan kualitas produk; dan promosi harus sesuai dengan saluran, harga, dan kualitas produk. Usaha-usaha tersebut perlu juga di koordinasikan dengan waktu dan tempat.
3.       Mendapatkan Laba Melalui Pemuasan Konsumen
Tujuan menggunakan konsep ini adalah untuk memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan laba.  Ini disebut orientasi laba (profit orientation), dengan laba ini perusahaan dapat berkembang dan tumbuh serta dapat memberikan tingkat kepuasan pada konsumen. Selain itu juga memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.
Sebenarnya, laba ini hanya merupakan tujuan umumdari perusahaan. Banyak pula perusahaan yang mempunyai tujuan lain, seperti memeberikan perlindungan serta kepuasan kepada segmen pasar yang dituju maupun untuk kegiatan sosial. Perlu diingat bahwa semua tujuan sosial dari sebuah organisasi adalah tergantung pada kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang dari organisasi tersebut. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya laba.

Laba itu sendiri merupakan pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut, perusahaan dapat menyediakan/menjual barang dan jasa yang paling baik dengan harga yang layak.
Share: