Rabu, 16 Maret 2016

Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia

 Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia


Peran BUMS dalam Perekonomian Indonesia

Seperti yang telah kita bahas di muka, BUMS terdiri atas beberapa bentuk, yakni Badan usaha perseorangan, Firma, CV, PT, Yayasan dan Badan usaha swasta asing. Bagaimana peran badan-badan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia untuk meningkatkan kemakmuran Indonesia?
Sesuai dengan ciri-ciri dan fungsi badan usaha, peran BUMS dalam perekonomian Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      BUMS mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
2.      BUMS mampu menghasilkan sejumlah keuntungan di mana sebagian dari keuntungan tersebut digunakan untuk perluasan usaha. Perluasan usaha akan menyerap tenaga kerja lebih banyak.
3.      BUMS mampu memberikan pendapatan kepada masyarakat melalui pemberian gaji kepada karyawan. Sehingga daya beli masyarakat meningkat.
4.      BUMS mampu menghasilkan barang dan jasa yang merupakan komponen dari Pendapatan Nasional bila dilihat dari sisi PDB (Produk Domestik Bruto). Dengan adanya BUMS, Pendapatan Nasional menjadi bertambah.
5.      BUMS khususnya yang berbentuk PT mampu menyetor pajak ke kas negara setiap tahun, yang oleh pemerintah digunakan antara lain sebagai dana pembangunan.
6.      BUMS berperan mempercepat penguasaan dan alih teknologi kepada masyarakat melalui penggunaan berbagai teknologi modern dalam operasional BUMS.
7.      BUMS dengan program-program sosialnya (seperti pemberian beasiswa) mampu meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Peningkatan kualitas SDM diharapkan akan meningkatkan kehidupan ekonomi.
Dalam menjalankan perannya sebagai salah satu roda perekonomian di Indonesia, BUMS menghadapi beberapa kendala dan tantangan, di antaranya:
1.      Dalam menghadapi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas, BUMS harus mampu bersaing dengan luar negeri. Jika tidak, akan banyak BUMS yang gulung tikar (mati) bila mereka tidak mampu bersaing.
2.      Dibanding negara maju, kualitas manajemen BUMS Indonesia masih harus ditingkatkan. Untuk mendapatkan pengakuan bahwa kualitas manajemen dan produk sudah memuaskan, ada standar-standar yang harus dipenuhi badan usaha termasuk BUMS. Standar tersebut di antaranya adalah ISO (International Organization for Standardization) 9000 yang mengharuskan setiap bagian dalam perusahaan bekerja aktif dan saling berkoordinasi untuk meningkatkan mutu perusahaan dan ISO 14.000 yang mengharuskan manajemen menjaga dan tidak mencemari lingkungan. ISO 14.000 sering disebut sistem manajemen lingkungan atau Eko Label.
3.      Terbatasnya kemampuan badan usaha Indonesia dalam membaca peluang pasar. Sebagai contoh, banyak hasil produksi dari badan usaha Indonesia yang diimpor negara lain dengan harga rendah, kemudian oleh negara lain produk tersebut diberi merek negaranya (Misal: made in Singapore) lalu dijual lagi dengan harga jauh lebih tinggi. Ini berarti, negara lain lebih mampu membaca peluang pasar dibanding Indonesia.
4.      Masih rendahnya fungsi sosial dari badan usaha, khususnya dari badan usaha swasta asing yang beroperasi di Indonesia. Kasus PT Freeport (milik Amerika) yang menimbulkan banyak protes dari warga Papua adalah contoh rendahnya fungsi sosial suatu badan usaha.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang disebutkan di atas, pemerintah dan masyarakat bisa melakukan langkah-langkah berikut:
1.      Mensosialisasikan pada badan usaha dan masyarakat tentang globalisasi ekonomi beserta dampak-dampaknya, agar masyarakat mampu menyiasatinya.
2.      Mengadakan penataran dan latihan-latihan manajemen bagi BUMS.
3.      Mendorong BUMS agar mampu melakukan kegiatan ekspor dan bisa membaca peluang pasar.

4.      Membuat peraturan-peraturan yang mendorong pelaksanaan fungsifungsi badan usaha, termasuk fungsi sosial sehingga kasus seperti PT Freeport tidak terulang lagi
Share: